Thursday 5 June 2008

Potret Kegiatan Mei 2008

Namo Buddhaya,

Sebulan penuh di bulan Mei, kami telah menyelenggarakan aneka kegiatan, dengan satu harapan yaitu kami memberikan kesempatan bagi umat Buddha di Kota Batam untuk bersama-sama melakukan kebajikan, bersama-sama untuk mengingat kembali ajaran Buddha, bersama-sama untuk merayakan Waisak.

Sebagai wujud partispasi aktif Vihara Grha Buddha Manggala untuk membentuk generasi muda Buddhis yang MAU dan BERSEMANGAT mendalami ajaran Buddha, Vihara Grha Buddha Manggala bersama dengan Bhante Santamano mengisi Ceramah Dhamma dalam Perayaan Waisak di SMK Permata Harapan, hari Rabu, 30 April 2008 pukul 08:00 s/d 10:00, yang dilanjutkan dengan Dana Makanan di SMK Permata Harapan.


Sebagai wujud bentuk pelayanan bagi Umat Buddha untuk mulai mengenal apa itu Ajaran Buddha, tentu ada banyak cara untuk mengumandangkan Dhamma, bisa melalui penyediaan Buku2 Dhamma, Diskusi Dhamma, Mendengarkan Ceramah, Belajar Meditasi... namun ada juga dengan cara melalui Alunan Nada Musik dan Vokal Merdu. Disinilah upaya teman2 dari DPC PATRIA Kota Batam sebagai gebrakan pertama, mereka telah BERHASIL dan SUKSES menyelenggarakan sebuah acara yang telah dikemas dengan apik, yaitu Lomba Lagu Buddhis dan Kasih Ibu di Batam City Square Mall, pada hari Sabtu-Minggu, 17-18 Mei 2008.


Radio Era Baru 106.5 FM kembali memberikan kesempatan bagi kami untuk menyampaikan kepada khalayak masyarakat Batam, Insan Harapan Era Baru untuk mendengar sekilas tentang rencana Lomba Lagu Buddhis dan Kasih Ibu, yang dikemas dalam siaran radio "Detak Naga Timur" di mana kali kesempatan ini.. Ketua Panitia yaitu Daniel Winarta bersama dengan PMd. Suwarno dan dipandu oleh Sdri. Dede, bersama-sama mengisi acara dari pukul 11:00 s/d 12:00.



Sesuai dengan lirik lagu Mars PATRIA ... "Jangan Bimbang.. Jangan ragu..."
Demikian semangat generasi Muda untuk terus maju, dengan berbekal sila, bakti diri pada Dhamma, hal inilah yang menjadi dasar untuk memajukan Buddha-Sasana. Lirik ini juga tak lewat untuk dinyanyikan.

Memang untuk mengawali kegiatan ini, penuh dengan perjuangan, tekad kuat, semangat gigih, dan PENGERTIAN BENAR mengenai objective dari kegiatan.
Pro dan Kontra muncul seputar.. mengapa harus membuat acara Perayaan Waisak di Mall, apakah biaya akan menjadi kendala besar, apakah memberikan manfaat bagi umat Buddha secara maksimal ...


Namun ada satu pepatah ... seorang bayi akan jatuh berulang-ulang, bangkit kembali, mencoba untuk berjalan ... demikian pula upaya para pemuda/i yang tergabung dalam PATRIA berusaha untuk mencoba acara ini demi satu tujuan mulia yaitu Mengenalkan Ajaran Buddha (DHAMMA) melalui alunan Nada... Karna tiap-tiap orang memiliki kekotoran batin yang berbeda-beda, ada yang bisa tersentuh hatinya begitu mendengarkan, melihat langsung aneka sajian yang telah diberikan berupa pemutaran film: Kisah Hidup Buddha Gotama, Kasih Ibu yang tiada bandingnya ini (MyBeloved), Perjalanan PATRIA (DPP, DPD Kepri, dan DPC Kota Batam), serta Peran Sangha Theravada Indonesia dalam mengembangkan Buddha-Sasana di bumi Indonesia, dan yang terutama adalah... kami mencoba menampilkan dua artis berbakat Olivia Yunita dan Candani untuk melantunkan alunan nada vokal yang sarat dengan muatan Dhamma, dengan satu harapan lagi yaitu.. semoga para pendengar menjadi tersentuh hatinya melalui setiap lirik yang telah dinyanyikan.



Kami haturkan banyak terima kasih kepada Ko Joky, Olivia Yunita, dan Candani yang telah berkenan menjadi Juri dalam acara Lomba Lagu Buddhis dan Kasih Ibu.
Ko Joky memberikan salut dua jempol kepada teman-teman PATRIA, bisa terbayangkan seandainya acara yang SUKSES ini yang telah disiapkan dalam waktu satu bulan, namun bisa disiapkan lagi dengan waktu yang lebih lama, tentu akan menjadi LEBIH BAIK, dan dengan acara yang telah dikemas 17-18 Mei tersebut telah memberikan suasana-gema-nuansa penuh Waisak di dalam area Mall, terasa sekali getarannya, demikian tutur dari Ko Joky.



Olivia Yunita & Candani juga memberikan kata salut atas kerja sama yang baik dari Panitia (DPC PATRIA Kota Batam) dan anumodana atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk tampil menyanyi. Semoga Olivia dan Candani tetap Berkarya dalam Dhamma melalui bakat dan kemampuan tarik suara yang telah mereka miliki untuk selalu tetap mengumandangkan Dhamma.



Kami pun juga sempat menanyakan ke beberapa pengunjung, ternyata respon dari pengunjung menyatakan CUKUP BAGUS acaranya, SANGAT KENTAL sekali Nuansa Waisaknya.. ibarat menyulap Mall dengan nuansa hiruk pikuk menjadi suasana khidmat dan sejuk di hati, ada juga yang mengatakan... SUKSES telah menjadi bagian upaya membentuk masyarakat Buddhis Batam untuk lebih mengenal Ajaran Buddha.

Menjadi satu harapan bagi kami, semoga di tahun mendatang, kami dapat menyajikan acara yang lebih baik, tentunya tak akan lepas dari dukungan Anda dan kita semua.



Adapun acara lomba ini, dikemas dalam dua hari 17 dan 18 Mei 2008, di mana pada hari pertama diadakan lomba untuk peserta anak-anak, dan tgl 18 Mei untuk tingkat remaja/dewasa. Acara ini dibuka oleh Bpk. Sudir, S.Pd selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kota Batam, yang kemudian diisi dengan Pembacaan Ayat Suci Dhammapada, dan beberapa penampilan Olivia Yunita dan Candani. Total peserta untuk tingkat anak2 ada sejumlah 15 anak, dan tingkat remaja/dewasa 7 peserta.

Melalui acara ini, juga diharapkan dapat memunculkan bakat dan kemampuan anak-anak dalam bidang tarik suara, sekaligus diharapkan akan muncul "Olivia" dan "Candani" yang baru ... supaya roda pemutaran pembabaran Dhamma selalu berputar tak akan pernah berhenti.



Dalam rangka merayakan hari Ibu (Mu Cin Cie), kami pun turut berpartisipasi untuk mendidik Umat Buddha dan masyarakat Batam, tentang bagaimana jasa seorang ibu terhadap anak, kasih ibu yang tiada batas, serta bagaimana cara membalas jasa seorang anak kepada Ibu dengan cara yang tepat sesuai dengan ajaran Buddha.
Kami sengaja telah mengatur dua partisipan untuk memberikan kado kejutan bagi Mama dari dua peserta, untuk diberikan pada saat acara Lomba... ternyata sungguh membuat Sang Mama tersentuh hingga meneteskan air mata. Bahkan ada seorang peserta cowok yang sangat kreatif, dan saking inginnya meluapkan rasa sayangnya kepada mamanya, dia sengaja membeli setangkai bunga, dan diberikan pada seorang Ibu ... yang ternyata setelah ditanya ke peserta cowok tersebut.. kalau seorang Ibu yang telah menerima setangkai bunga tersebut bukanlah ibunya, ibunya saat itu tak bisa hadir dihadapannya, namun dengan satu harapan ia tetap ingin menyampaikan kasih sayangnya kepada ibunya. Sungguh lucu namun menyentuh hati penonton saat itu...



Acara ditutup dengan penyerahan Hadiah kepada para pemenang lomba, dan sekaligus pemenang lomba diminta untuk bernyanyi bersama dengan dua artis Buddhis tercinta.


Tepat pada tanggal 20 Mei 2008 pukul 08:30 hingga 10:00 WIB kami bersama-sama melakukan Peringatan Detik-Detik Waisak, begitu jam menunjukkan pukul 09:00... suasana hening seusai melantunkan gatha dan Sutta, kami memasuki perenungan Tri Suci Waisak yang dipimpin oleh Upa. Kodho Eko Prayogo, S.Ag.
Kali ini... ruang Dhammasala menjadi penuh sesak, anak-anak sekolah Minggu turut hadir, dan para umat remaja-dewasa juga turut hadir.





Gema Waisak masih berlanjut... tepatnya di Vihara Dharma Mulia - Legenda 25 Mei 2008 pukul 09:00 - 11:00, upacara Perayaan Waisak dipimpin oleh PMd. Suwarno, dengan dihadiri oleh dua bhikkhu senior dari Sangha Theravada Indonesia yaitu: Bhante Subalaratano Mahathera dan Bhante Sukhemo Mahathera... Ceramah Dhamma disampaikan oleh Bhante Subalaratano.
Acara dimulai dengan melakukan Padakhina (Pradaksina) sebagai salah satu cara, atau wujud penghormatan kepada yang patut dihormati, yaitu Guru Agung Sang Buddha.
Dalam ceramah kali kedua untuk momen Waisak, Bhante Subalaratano kembali mengingatkan kepada Umat Buddha pengertian dalam melakukan Pemandian Rupang Bayi Siddhatta... bahwa bukanlah berarti setelah kita menyiramkan air ke rupang tersebut, maka karma buruk kita hilang, bukan berarti air bunga yang dibawa pulang kemudian akan menjadi sesuatu yang disakralkan, namun... inti daripada menyiramkan air tersebut adalah menjadi salah satu cara secara simbolik bagi umat Buddha untuk mengingat kembali makna dari air yang digunakan untuk membersihkan kotoran, nah disinilah umat Buddha memiliki TUGAS MULIA yaitu.. membersihkan kekotoran batin diri sendiri dengan menggunakan Pengertian Benar tentang Hidup ini melalui pendalaman ajaran-ajaran Buddha.



Sungguh satu kebahagiaan bagi kami Pengurus Dayaka Sabha, PATRIA dan MAGABUDHI bersama-sama dengan Umat Buddha ... menanam bibit kebajikan, merawat pohon kebajikan, menuai buah kebajikan, tentunya harus berlanjut untuk menanam kembali dan seterusnya...

Selamat berjumpa kembali di agenda bulan Juni....

Salam metta,
Dayaka Sabha Vihara Grha Buddha Manggala