Namatthu Buddhassa,
Upaya tak mengenal lelah, pantang menyerah, demikianlah satu hal yang senantiasa ditanamkan dalam benak setiap orang yang ingin menggapai cita-citanya.
Sebuah kebahagiaan tersendiri usaha yang baik membuahkan hasil yang baik pula, demikian dari serangkaian kegiatan di bulan Asadha 2552 BE atau tepatnya bulan Juli ini... Kami dari Dayaka Sabha Vihara Grha Buddha Manggala telah saling bahu-membahu memberikan kesempatan dan fasilitas bagi Umat Buddha untuk melatih diri dalam kebajikan dan mengasah batin melalui pemahaman Dhamma.
Peringatan bulan Asadha atau Asalha (dalam bhs. Pali) menjadi satu momen penting bagi umat Buddha untuk mengingat kembali Ajaran Buddha yang paling mendasar, dan merupakan inti-pokok Ajaran Para Buddha sepanjang masa, setiap Samma-sambuddha yang terlahir ke dunia akan membagi dan mengajarkan Jalan yang sama bagi umat-Nya yaitu:
Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Umat Buddha di Batam sangat merasa berbahagia, karena kesempatan untuk belajar & praktek Dhamma benar-benar sangat terbuka di Vihara Grha Buddha Manggala, dengan serangkaian kegiatan yang telah kami laksanakan antara lain:
1. Pembinaan dan Bimbingan Keagamaan Buddha bagi Guru Sekolah Minggu Buddhis se-Kota Batam, Sabtu, 19 Juli 2008 pukul 08:00 s/d 12:00 WIB
Sesuai dengan amanat yang diberikan oleh Penyelenggara Bimas Buddha Kota Batam, Bpk. Sudir S.Pd, kami dari Keluarga Besar Theravada Indonesia diberikan kesempatan untuk mengisi dua dari tiga sesi dalam agenda yang diadakan oleh Pembimas Buddha Kota Batam, yaitu:
a. Sesi I :
"Motivasi Pembelajaran Anak pada Sekolah Minggu Buddhis" oleh Bpk. Marsudi, S.Ag, beliau adalah Guru SD Negri 03 Belakang Padang.
Bpk. Marsudi, S.Ag memaparkan banyak hal yang menjadi landasan berdirinya sebuah Sekolah Minggu Buddhis, bagaimana penyusunan kurikulum untuk Sekolah Minggu Buddhis dengan mengacu pendidikan formal, bagaimana seorang guru mengajar pada muridnya di dalam kelas, aneka bentuk pengajaran yang bisa diberikan dalam bentuk aneka permainan.
b. Sesi II:
"Pembinaan Moral (Sila) dalam Era Globalisasi" oleh Bhikkhu Suhadayo - Sangha Theravada Indonesia.
Bhante Suhadayo yang hadir ke Batam, menggantikan Bhante Vimaladhiro yang mana sebelumnya dijadwalkan membawakan sesi II ini, Bhante Suhadayo memaparkan apa itu Sila baik bagi Non Perumah Tangga dan Perumah Tangga, apa saja yang perlu diperhatikan dalam praktek Sila bagi Perumah Tangga, apa yang bisa dijadikan penopang praktek Sila itu sendiri yaitu Hiri dan Ottapa, tentunya juga dengan bekal utama yaitu Cinta Kasih, apa saja manfaat praktek Sila bagi kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan lingkungan sekitar. Dengan praktek Sila tentu umat Buddha telah turut berpartisipasi dalam menciptakan Keharmonisan Keluarga, Masyarakat, Negara, dan Dunia. Dengan praktek Sila tentu umat Buddha juga turut berpartisipasi dalam pelestarian Lingkungan Hidup sekaligus memberikan kontribusi pada pengurangan Pemanasan Global, contohnya Umat Buddha menyadari hasil dari mata pencaharian sebagai penggundul hutan, yang banyak dilakukan oleh masyarakat di daerah-daerah, tentunya terkait dengan sila ke-dua akan mengingatkan umat Buddha itu sendiri, bahwa penggundulan hutan akan membawakan kerugian bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan.
c. Sesi III:
"Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan yang Berkualitas" oleh PMd. Suwarno, ST. selaku Sekretaris MAGABUDHI yang sekaligus dalam keseharian berprofesi sebagai Pegawai Swasta di Bidang IT di salah satu perusahaan elektronik di Muka Kuning, dan juga Dosen Luar Biasa di Kampus Universitas Internasional Batam di jurusan Sistem Informasi, sekaligus merangkap sebagai Koordinator Dosen Agama Buddha di Kampus UIB. Dalam sesi ini, cukup terasa waktu satu jam sangatlah singkat, berbicara soal manajemen, tak lepas dari manajemen diri sendiri terlebih dahulu, bagaimana seorang Guru Sekolah Minggu mampu me-manage dirinya sendiri, apakah ingin menjadi seperti sebuah "wortel', "telur" ataukah "biji kopi", sebuah analogi yang digunakan oleh Rama Suwarno... sebuah wortel awalnya keras, namun setelah dicelupkan ke dalam air mendidih menjadi lunak, sebuah telur awalnya cair, namun setelah dicelupkan ke dalam air mendidih menjadi keras, dan biji kopi yang awalnya tidak semerbak baunya, namun ketika setelah dicelupkan ke dalam air mendidih, menjadi harum semerbak. Demikianlah seorang guru layaknya menjadi sebuah biji Kopi yang mampu mengubah lingkungan (anak didik) dari kurang baik, dari kurang mengetahui Ajaran Buddha menjadi anak yang baik, menjadi lebih mengetahui Ajaran Buddha, serta rajin mempraktekkannya, tentu modal dasar utamanya adalah Keteladanan seorang Guru, yang layaknya mencontoh keteladanan Guru Agung Sang Buddha. Dilanjutkan dengan pemaparan bagaimana Manajemen dalam Sekolah Minggu Buddhis itu sendiri, yaitu berkaitan dengan Penyusunan Materi yang senantiasa harus selalu berpatokan pada Tipitaka (Pali), karena inilah sebagai sumber utama Ajaran Buddha, bagaimana membuat siswa/i menjadi tertarik mempelajari Tipitaka. Kemudian Manajemen keuangan Sekolah Minggu Buddhis itu sendiri yang mana harus melibatkan Pengurus Vihara setempat, sekolah minggu tanpa dana, sulit akan berjalan.
Pada penghujung acara ini... ditutup oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kota Batam (KAKANDEPAG) Drs. H. Khudri Syam, M.Si yang didampingi oleh Bpk. Sudir S.Pd (samping kanan beliau), dan Bhikkhu Suhadayo beserta PMd. Suwarno, ST., beliau berpesan bahwa kegiatan pembinaan ini sangatlah penting bagi guru-guru Sekolah Minggu Buddhis, guru merupakan ujung tombak bagi perkembangan sebuah agama, menjadi satu cita-cita bersama masyarakat Batam yaitu membentuk Kota Batam sebagai Kota Batam yang Agamis pada 2020. Beliau membagi pengalaman juga ketika investor hendak menanamkan modal di Kota Batam, maka yang dilihat paling utama adalah bagaimana tingkat keamanan dan toleransi beragama satu tempat tersebut, nah disinilah peran tokoh-tokoh agama yang menjadi jembatan penghubung antar agama dalam menyelesaikan aneka masalah baik intern, dan antar agama, serta hubungan dengan pemerintah, seperti halnya yang tertuang dalam Tri Kerukunan Umat Beragama.
Beliau juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bhikkhu Suhadayo dan PMd. Suwarno serta Bpk. Marsudi, S.Ag atas kesediaannya telah mengisi acara yang diadakan oleh Depag Kota Batam ini, terutama kepada Bhikkhu Suhadayo selaku perwakilan dari Sangha Theravada Indonesia yang telah datang jauh dari Jakarta ke kota Batam pertama kalinya, untuk memberikan ilmunya kepada para guru agama Buddha di Kota Batam. Setelah acara ditutup dilanjutkan dengan Santap Siang bersama Kakandepag Kota Batam, nampak suasana akrab antar para guru dan segenap pegawai Kantor Departemen Agama.
2.
Siraman Rohani Agama Buddha di Lapas Barelang, tema: "ASADHA PUJA 2552 BE", Sabtu, 19 Juli 2008, pukul 14:00 - 16:00 WIB.
Merupakan kunjungan pertama ke Lapas bagi Bhante Suhadayo, dan sekaligus yang pertama di Kota Batam juga, Bhante Suhadayo berangkat bersama dengan Pembina Umat Buddha Lapas Barelang yaitu: Upa. Suparman, S.Ag dan Upa. Ramelan, S.Ag serta Upa. Predijanto. Dalam suasana mendung, yang kerap hujan turun, dan reda kembali... Sdr. Lasimin yang dibimbing oleh Upa. Suparman, S.Ag memimpin ASADHA Puja, memohon Tisarana dan Sila, memanjatkan Asalhapunnamigatha serta mendengarkan Dhammadesana dari Bhante Suhadayo.
Bhante Suhadayo merasa turut berbahagia (ber-anumodana) atas kemajuan umat Buddha di Lapas Barelang ini, Bhante mengatakan.. ternyata umat di sini sudah cukup bagus sekali dalam membacakan Gatha dan Sutta (Pali-Vacana), tentunya ini berkat dari bimbingan para Pembina Umat Buddha di Lapas Barelang, yang dikoordinir oleh Para Pandita dari MAGABUDHI PC Kota Batam yaitu: Rama Santoso, dan Rama Suwarno, serta Upacarika Djarmin Sugianto, dan didukung oleh segenap para Guru Agama Buddha di Vihara Grha Buddha Manggala.
3.
Pemberkahan Rumah Umat, Sabtu, 19 Juli 2008, petang hari
Satu kebahagiaan bagi pemilik rumah yang hendak menempati rumah baru, atau suasana baru dalam rumahnya, kebahagiaan ini dimulai dengan memohon kepada para bhikkhu untuk memanjatkan ulang Gatha dan Sutta, yang mampu meneguhkan kekuatan keyakinan pada Ajaran Buddha sehingga menjadi perlindungan yang kokoh. Demikian Bhante Suhadayo diminta oleh Upa. Predijanto untuk memanjatkan Paritta Kebahagiaan atas penempatan rumah dengan suasana yang baru, semoga dengan satu harapan, semoga kebahagiaan, kesuksesan, kesehatan selalu menyertai keluarga Predijanto.
4.
Pindapatta Keliling Perumahan Baloi Mas Permai, dan Anggrek Permai, Minggu, 20 Juli 2008, pukul 08:00-09:00 WIB.
Bhante Suhadayo ditemani oleh seorang siswa Sekolah Minggu Buddhis, Sdr. Apri berjalan perlahan mengelilingi Perumahan Baloi Mas Permai dan Anggrek Permai.
Dengan dikoordinir oleh para guru agama Buddha, siswa-i Sekolah Minggu Buddhis cukup ramai yang mengikuti Pindapatta ini, mereka menyebar ke beberapa titik tempat, menunggu kedatangan Bhante Suhadayo. Warga sekitar pun turut tergugah, dan banyak juga yang turut memasukkan dana makanan ke dalam patta yang dibawa oleh Bhante Suhadayo.
5.
Dhamma on Air, Siaran di Radio Era Baru 106.5 FM, topik: ASADHA Pada hari Minggu, pukul 10:00 s/d 11:00, dengan dipandu oleh Mas Irman (Bpk. Raymond), kami bertiga: Sumanto, S.Ag, Upa. Jumadi Kiran, dan PMd. Suwarno, melakukan dialog interaktif seputar Bulan Asadha dan bagaimana umat Buddha memperingatinya.
Sumanto, S.Ag selaku perwakilan Guru Sekolah Minggu Buddhis Vihara Grha Buddha Manggala memaparkan latar belakang dan sejarah Peringatan Asadha, yang menjadi tonggak pertama kali Dhamma dikumandangkan sekaligus terbentuknya Sangha - Perkumpulan para Arya yang ditandai dengan diterimanya Anna Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Assaji, Mahanama sebagai lima murid pertama (ehi-bhikkhu) oleh Buddha Gotama, sehingga lengkaplah terbentuk Buddha-Dhamma-Sangha. Dhamma yang pertama kali dibabarkan oleh Sang Buddha Gotama, dan sekaligus merupakan inti ajaran dari para Buddha dari masa lalu, sekarang dan masa depan yaitu: Empat Kebenaran Mulia, dan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dilanjutkan pemaparan oleh Upa. Jumadi Kiran selaku Ketua Dayaka Sabha Vihara Grha Buddha Manggala, untuk mengajak para umat Buddha guna turut berpartisipasi dalam rangkaian acara Hari Asadha, di mana para umat Buddha diajak pula untuk mengingat kembali apa yang menjadi Inti Ajaran Buddha, dan bisa mulai mempraktekkannya dengan baik. Pemaparan terakhir dilanjutkan oleh PMd. Suwarno selaku Pandita dari MAGABUDHI juga turut memotivasi umat Buddha dan para insan harapan Era Baru (pendengar radio Era Baru) untuk menjadikan moment tiap tahun bagi umat Buddha untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan Sang Buddha dalam mengajak para umatNya untuk mengikuti JALAN TENGAH yang telah ditemukanNya, mengingat kembali Inti Ajaran Buddha yang bisa menjadi landasan dasar dari keseluruhan ajaran Buddha yang tertuang dalam Tipitaka Pali, serta mengingat kembali bagaimana awal terbentuknya Sangha yang menjadi panutan umat Buddha.
6.
Peringatan ASADHA di Sekolah Minggu Buddhis, pada hari Minggu, 20 Juli 2008, pukul 09:30 - 11:00.
Seusai adik-adik sekolah Minggu bersama orang tua melakukan Pindapatta, bersama-sama duduk bersila di dalam Dhammasala, untuk melaksanakan Asadha Puja, dengan dibimbing oleh beberapa orang guru yaitu: Suparman, S.Ag, Dona, dan Munjaitun, S.Ag. Alunan gatha dan sutta dikumandangkan dengan baik oleh para siswa/i Sekolah Minggu Buddhis.
Seusai Bhante Suhadayo memasuki Dhammasala, siswa/i melanjutkan permohonan Tisarana dan Pancasila kepada Bhante Suhadayo, kemudian bersama-sama melakukan memanjatkan Asalhapunnamigatha dan dilanjutkan dengan Meditasi Bersama serta Dhammadesana yang dibawakan oleh Bhante Suhadayo.
7.
Peringatan ASADHA di Kampus Universitas Internasional Batam bersama Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha, Minggu, 20 Juli 2008, pukul 13:00 s/d 15:00
Suasana hujan turun mengiringi kedatangan Bhante di Kampus UIB, namun semangat tinggi tetap dimiliki oleh muda-mudi Buddhis UKM Buddha untuk turut memperingati Hari Asadha. Asadha Puja yang digelar oleh UKM Buddha dilaksanakan dengan cukup sederhana nan khidmat, dengan dipimpin oleh Sdr. Februyung dan Sdr. Erwin William, alunan bait Paritta Suci dibacakan. Bhante Suhadayo memberikan pesan penting bagi para mahasiswa, hendaknya para mahasiswa/i Buddhis untuk turut berperan serta dalam melestarikan Ajaran Buddha, menjadikan latihan Meditasi sebagai latihan dalam keseharian, bangun tidur, dan sebelum tidur, tekun melatih meditasi bisa berupa Metta Bhavana atau Anapanasati, paling tidak masing-masing 30 menit, atau sekurang-kurangnya sebagai pemula dapat melatihnya 15 menit.
8. Peringatan ASADHA PUJA di Vihara Grha Buddha Manggala, Minggu, 20 Juli 2008, pukul 18:00 s/d 21:00.
Sebagai puncak acara dalam rangkaian acara di bulan Asadha, Dayaka Sabha Vihara Grha Buddha Manggala bersama-sama segenap umat Buddha, yang telah hadir pada pukul enam sore, sambil bersenda gurau menikmati sajian makan malam sederhana yang merupakan dana bersama para umat Buddha. Waktu menunjukkan pukul 19:00, yang berarti Asalha Puja harus segera dimulai, maka para umat Buddha segera memasuki Dhammasala dan duduk bersila, yang dipimpin oleh Upa. Sumanto, S.Ag ... para umat diajak untuk bersama-sama memohon tuntunan Tisarana dan Pancasila dari Bhante Suhadayo, dilanjutkan dengan Pembacaan Asalha Puja Gatha yang dibacakan dengan penuh khidmat untuk mengingat kembali apa yang menjadi Inti Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammacakkapavatana Sutta. Bhante Suhadayo dalam penghujung ceramahnya, beliau memberikan PR (pekerjaan rumah) bagi para umat yang hadir yaitu... mengerjakan Latihan Meditasi secara rutin pagi dan malam, pagi setelah bangun tidur, dan malam menjelang tidur, paling tidak 30 menit masing-masing, ini tidak bisa ditawar-tawar ujar Bhante Suhadayo sambil tersenyum memberikan semangat kepada para umat.
Usai sudah rangkaian acara di Bulan Juli ini, di bulan Asadha/Asalha... kami menghaturkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bhante Suhadayo yang telah meluangkan waktunya dalam masa vassa-nya untuk hadir di Kota Batam memberikan siraman rohani selayaknya sebuah battery yang di-charge kembali, kami turut ber-anumodana atas keseluruhan rangkaian acara kami yang berjalan lancar dan sukses, sukses dalam artian.. para umat Buddha dapat turut berpartisipasi meluangkan waktu dan tenaga untuk bersama-sama melakukan kegiatan dalam rangkaian Asadha Puja.
Kepada Bhante Sukhemo, kami juga menghaturkan terima kasih, yang telah membantu menugaskan Bhante Suhadayo ke Pulau Batam, yang masih membutuhkan banyak bimbingan Dhamma dari para Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia.
Salam metta,
Dayaka Sabha Vihara Grha Buddha Manggala