Friday 21 September 2007

Proposal Pembangunan Graha Buddha Manggala

PRAKATA
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di dekat Savathi di Hutan Jeta, di Vihara Anathapindika. Pada saat itu Putri Sumana-diikuti lima ratus wanita kerajaan di dalam lima ratus kereta-datang mengunjungi Sang Bhavaga. Setelah tiba, dia memberikan hormat, duduk di satu sisi dan berkata:
“Bhante, seandainya ada dua siswa Bhante yang setara keyakinannya, setara keluhurannya, dan setara kebijaksanaannya. Tetapi yang satu adalah pemberi dana dan yang lain bukan. Maka keduanya ini, ketika tubuhnya hancur, setelah kematian, akan terlahir di alam bahagia, di alam surgawi. Setelah menjadi dewa demikian, O Bhante, adakah perbedaan atau ketidaksamaan di antara keduanya?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana sesudah menjadi dewa, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: di dalam jangka waktu kehidupan surgawi, keelokan surgawi, kebahagiaan surgawi, kemashyuran surgawi, dan kekuatan surgawi.”
“Tetapi, Bhante jika kedua ini kemudian meninggal dari sana dan kembali ke dunia ini di sini, apakah masih ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka ketika menjadi manusia lagi?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana, setelah menjadi manusia, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: di dalam masa hidup manusiawi, keelokan manusiawi, kebahagiaan manusiawi, kemashyuran manusiawi, dan kekuatan duniawi.”
“Tetapi, Bhante, jika keduanya ini akan meninggalkan kehidupan perumah-tangga menuju kehidupan tak berumah sebagai bhikkhu, apakah masih akan ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka ketika mereka menjadi bhikkhu?”
“Ada, Sumana, “ kata Yang Terberkahi. “Si pemberi dana sesudah menjadi bhikkhu, akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal: dia sering diminta untuk menerima jubah, dan jarang dia tidak diminta; dia sering diminta untuk menerima dana makanan ... tempat tinggal ... dan obat-obatan, dan jarang dia tidak diminta. Selanjutnya, sesama bhikkhu biasanya ramah terhadapnya lewat perbuatan, kata-kata dan pikiran; jarang mereka tidak ramah. Pemberian-pemberian yang mereka bawa kepadanya kebanyakan menyenangkan. Jarang pemberian-pemberian itu tidak menyenangkan.“
“Tetapi, Bhante, jika keduanya ini mencapai tingkat Arahat, apakah masih akan ada perbedaan dan ketidaksamaan di antara keduanya?“
“Di dalam hal itu, Sumana, kunyatakan tidak akan ada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain.“
“Luar biasa, Bhante, indah sekali! Sungguh orang mempunyai alasan yang baik untuk memberikan dana, alasan yang baik untuk melakukan tindakan-tindakan yang berjasa, jika tindakan-tindakan itu akan membantu seseorang sebagai dewa, membantu sebagai manusia, dan membantu sebagai bhikkhu.“

Anguttara Nikaya (V,31)

************************************************
SAMBUTAN

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammãsambuddhasa
Punnan ce puriso kayira, kayirathenam punappunam Tamhi chandam kayiratha,
Sukho punnassa uccayo
Apabila seseorang berbuat bajik, Hendaklah ia mengulang-ulang perbuatan itu,
Dan membuat hatinya bergembira dalam perbuatan itu,
Sungguh membahagiakan akibat memupuk perbuatan bajik. (Dhammapada 118)


Sungguh satu kebahagiaan bagi umat Buddha di Batam dan Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya, dengan terwujudnya satu tempat dan fasilitas yang dapat dipakai bersama guna pengembangan nilai-nilai moral yang baik sesuai Ajaran Sang Buddha, yaitu: Graha Buddha Manggala.
Graha Buddha Manggala merupakan pengembangan dari Cetiya Buddha Manggala yang selama ini telah dirasakan banyak manfaatnya bagi masyarakat Batam. Seiring dengan kebutuhan umat, dan matangnya karma baik umat Buddha Batam, merupakan satu berkah yang mulia, Yayasan Sangha Theravada Indonesia selaku Pembina bagi pengembangan Agama Buddha Mazhab Theravada di Pulau Batam, telah menerima hibah tanah & bangunan yang cukup strategis.
Harapan dari pembangunan Graha Buddha Manggala ini, nantinya akan difungsikan sebagai sarana & prasarana untuk belajar Agama Buddha lebih intensif, dan praktek Buddha-Dhamma seperti perpustakaan buku-buku Buddhis, praktek puja-bhakti, Diskusi Dhamma, berlatih Meditasi, serta sarana untuk memupuk kebajikan seperti: berdana makanan kepada para anggota Sangha, pelepasan makhluk hidup, ataupun juga bakti sosial sehingga mampu menjadikan umat Buddha sebagai bagian masyarakat Batam yang memiliki nilai-nilai moral luhur, damai, dan mampu memberikan dedikasi yang baik bagi bangsa dan negara Indonesia.
Pembangunan ini tentunya akan membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kami dari Panitia Pembangunan telah membuat satu desain yang telah tertuang dalam proposal ini, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan. Kami juga membuka kesempatan yang baik sekaligus mengajak untuk turut berpartisipasi baik secara aktif memberikan sumbangsih dalam bentuk tenaga ataupun materiil.
Semoga dengan kekuatan kebajikan ini akan segera mewujudkan Graha Buddha Manggala menjadi satu kenyataan, sekaligus membuahkan kebahagiaan bagi kita semua untuk memperoleh kedamaian, kemakmuran, tercapainya cita-cita luhur baik berupa kebahagiaan duniawi dan kebebasan mutlak (tercapainya Nibbana).

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Ttd
Batam, Juni 2006

Suwarno, S.T.
Ketua Umum

&
Mengetahui

YM. Atimedho Thera
Padesa Nayaka Prov. Kepri


************************************************
SUSUNAN PANITIA
PANITIA PEMBANGUNAN


a. Pelindung: Bpk. Sudir
Penyelenggara Pembimbing Masyarakat Buddha Kota Batam

b. Penasehat Sangha Theravada Indonesia:
i. YM. Sri Pannavaro Mahathera
ii. YM. Dhammasubho Mahathera
iii. YM. Uttamo Mahathera
iv. YM. Atimedho Thera
v. YM. Dhammakaro Thera

c. Penanggung Jawab: Yayasan Sangha Theravada Indonesia
d. Ketua Umum : Suwarno
e. Ketua I (Pelaksana Pembangunan) : Herman
f. Ketua II (Perijinan & Umum) : Djarmin Sugianto
g. Ketua III (Pendanaan) : Santoso
h. Sekretaris : Sugiarto Wibowo
i. Wakil Sekretaris : Nur Mariani
j. Bendahara : Heriyani
k. Wakil Bendahara : Ibu Moi-Moi

l. Anggota Panitia :
i. Rudi Tan
ii. Asmin Patros
iii. Gunawan
iv. Lim Bo Sun (Achui)
v. Antoni Ng
vi. Danil
vii. Hartono
viii. Beng Hoat
ix. Yong Pin
x. Ju Seng
xi. Hengky
m. Perencana bangunan :
i. Herry Wijaya
ii. Predijanto
iii. H. Tedijanto


***************************************************

SITE PLAN




















DESAIN EXTERIOR





















***************************************************

DENAH

Lantai 2 (Dua)

Dipergunakan sebagai tempat untuk:
1. melakukan puja bhakti
(Dhammasala)
2. Diskusi Dhamma
3. berlatih Meditasi/Samadhi
4. Sekretariat Dayaka Sabha
5. Bursa-Buddhis
6. Perpustakaan Buku Buddhis
7. Sekolah Minggu Buddhis
(tingkat SD,SMP,SMU/SMK)
8. Ruang Konsultasi


Lantai 3
Dipergunakan sebagai tempat (khusus Bhikkhu) untuk:
1. Tempat tinggal (kuti)
2. Kamar mandi
3. Dapur


Wisma Dayaka
Dipergunakan sebagai tempat untuk:
1. tempat tinggal Dayaka Bhikkhu (Pengurus Graha)
2. tempat menginap bagi umat Buddha yang membutuhkan


***************************************************

Rincian Kebutuhan Dana