Wednesday 17 October 2007

Prosesi Perayaan 30 Tahun Abdi Dhamma


Namo Buddhaya,

Tak terasa perjalanan hidup 2 organisasi agama Buddha mazhab Theravada yang bernama:
1. Sangha Theravada Indonesia
2. Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia
telah bersama-sama genap berusia 30 tahun.

Kami turut berbangga sebagai bagian dari Keluarga Besar Theravada Indonesia, bisa turut merasa sebagai satu keluarga, turut merasakan kebahagiaan bersama dalam Pengembangan dan Pengabdian Buddha-Dhamma di bumi Indonesia.

Kami dari DPC MAGABUDHI Kota Batam mengucapkan selamat kepada Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia yang telah berhasil merayakan Perayaan Ultah-nya ke 30 pada tahun lalu 10-12 November 2006 di Jakarta, walaupun hampir setahun berlalu, dan kini saatnya kami mengucapkan kembali selamat kepada STI dan MAGABUDHI yang akan segera memasuki usia ke-31 tahun, tepatnya pada akhir Oktober mendatang.

Berikut cuplikan perjalanan mengikuti Prosesi Perayaan 30 Tahun Abdi Dhamma, di mana dalam rombongan dari Batam dan Tanjung Pinang berangkat bersama-sama, di antaranya terdiri dari:
1. PMd. Dwi Prayitno
2. PMd. Sunni
3. Upa. Bunce
4. PMd. Santoso
5. PMd. Suwarno
6. Upa. Ar.Ali
Bersama-sama kami berangkat dari Batam, dengan pesawat AirAsia pada hari Kamis petang, dan tiba di Jakarta, pada pukul 7 malam, dijemput oleh Romo Lie Saw Fa.

Keesokan paginya kami segera harus mengikuti beberapa rangkaian acara di hari-1 yaitu:
1. Pembukaan Puja Relik di Mega Glodok KemayoranPada pembukaan ini, diikuti oleh segenap anggota MAGABUDHI dari berbagai daerah, termasuk seperti Bali, Balikpapan, Banjarmasin, Bali, Lombok, Lampung, Jambi, Batam, Tanjung Pinang, pelosok-pelosok Jawa Tengah.
Juga nampak rombongan Bhikkhu dari STI, dimana Bhante Subalaratano tampil sebagai bhikkhu yang paling senior diantaranya, Dhammadesana dibawakan juga oleh Bhante Subalaratano, beliau bercerita sedikit bagaimana perjalanan sejarah awal Sangha Theravada Indonesia, dari masa dulu hingga sekarang.. beliau mengibaratkan seperti dulunya STI dan MAGABUDHI adalah sebuah kendaraan roda dua, yang hanya mampu memuat 2 orang saja, kini STI dan MAGABUDHI telah berkembang besar, ibarat telah menjadi kendaraan roda empat, yang telah bisa digunakan memuat banyak orang, yang artinya... STI dan MAGABUDHI telah menjadi besar, karena dukungan umat Buddha, selanjutnya STI dan MAGABUDHI selayaknya bisa melayani umat Buddha dengan lebih banyak dan lebih baik.

2. Membuka Pameran dari sejumlah stan-stan yang telah diisi oleh Keluarga Besar Theravada Indonesia, seperti MAGABUDHI, WANDANI, PATRIA, Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Dhammadipa Arama Batu Malang, STAB Nalanda, STAB Syailendra, dan Keluarga Mahasiswa Buddhis di Jakarta.

3. Mengikuti Pelatihan NLP bersama Bpk. TOMMY SIAWIRATentu tak asing lagi bagi kita untuk mendengar nama Bpk. Tommy Siawira, Indonesia's NLP Trainer, beliau juga dikenal sebagai Human Excellence Coach.
Dalam kesempatan ini, beliau berkenan sharing ilmu NLP untuk teman2 Pandita, yang kelak bisa berguna bagi para Pandita, Romo, dan Ramani dalam membina dan melayani umat Buddha. NLP ternyata sejalan dengan Buddhism, salah satu ungkapan dalam Buddhism : Pikiran adalah Pelopor, ternyata adalah sebuah landasan teori juga dalam NLP, sangat-sangat sejalan. Dalam ilmu NLP ini ditekankan bagaimana kita bisa memprogram pikiran kita sendiri, sehingga bisa berpengaruh terhadap tindakan dan ucapan kita, kita programnya baik, maka pengaruhnya juga akan baik.
Ternyata benar juga... apa yang disampaikan oleh beliau.. sangatlah berguna bagi kami. Terima kasih Bapak Tommy, semoga selalu sehat & bahagia.


Selanjutnya di hari ke-2, kami mengikuti aneka kegiatan di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, dengan rangkaian acara sebagai berikut:
1. Pemotongan Tumpeng Ulang Tahun STI dan MAGABUDHI
Kali kesempatan ini, rombongan bhikkhu dari STI telah lebih banyak yang hadir, dan nampak di deretan depan Bhante Pannavaro, Bhante Dhammasubho. Pembacaan Paritta pemotongan tumpeng dipimpin oleh Bhante Pannavaro, beliau di awal acara memberikan pesan dan kesan, bahwa STI telah lama berdiri, melalui perjuangan yang diawalnya cukup sulit, di mana saat itu umat beragama Buddha masih cukup asing dengan mendengar kata "Theravada"... kami dapat memakluminya, karena informasi tentang mazhab Theravada belumlah lengkap adanya seperti sekarang. Kami salut dengan perjuangan senior-senior kami sehingga telah mampu melahirkan STI dan MAGABUDHI.
Memang banyak didengar cerita dari orang per orang, apakah STI ini pecahan dari salah satu Sangha di Indonesia??? ternyata setelah kami mendapatkan penjelasan, ternyata TIDAK jawabnya, STI lahir dari para bhikkhu yang memang bukan anggota dari Sangha manapun di Indonesia. Pelaku sejarah dari para pendiri STI masih ada, salah satunya adalah Bpk. Cornelis Wowor. Semoga ini bisa menjadi pencerahan bagi umat Buddha, untuk mampu memahami sejarah yang benar dari STI itu sendiri.
Selanjut sesi Dhammadesana dibawakan oleh Bhante Saddhaviro, selaku Ketua Bidang Sosial dan Budaya, beliau berpesan bagi para bhikkhu untuk lebih menggiatkan kembali pengabdiannya kepada masyarakat umat Buddha, diharapkan tidak hanya berdiam diri dalam "Istana"-nya. Sungguh dalam makna dalam Dhammadesana Bhante Saddhaviro.

2. MOTIVASI oleh Bpk. Andrie Wongso
Sesi siang harinya, kami seharian para anggota Pandita MAGABUDHI mendapatkan banyak motivasi-motivasi dari Bpk. Andrie Wongso, beliau dikenal sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Sungguh patut berbangga, kita sebagai umat Buddha, ternyata memiliki sebuah aset bangsa, yang patut dibanggakan yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa Indonesia selama ini. Salut buat beliau, semoga perjuangan dan pengabdian beliau terus berlanjut ... terus mengabdi tiada henti selayaknya slogan kami dari para anggota MAGABUDHI.

3. Siraman Dhamma oleh Bhante Pannavaro
Siraman Dhamma yang dibawakan oleh Bhante Pannavaro kali ini, sungguh menyentuh sekali, beliau membahas tentang Ke-"AKU"-an, bagaimana kita harus mampu mengendalikan Sang Aku, apabila kita tak mampu mengendalikannya, maka kita akan menjadi subyek penderitaan dari Sang Aku itu sendiri.


Hari Terakhir, yaitu hari ke-3, adalah puncak acara Ultah STI, dipusatkan di Mega Glodok Kemayoran, wah kami sungguh tertegun, umat yang hadir mencapai 2000an orang lebih memenuhi Mega Glodok.
Acara dikemas dengan cukup menarik, dengan menampilkan Olivia Yunita dan Deasy, yang sudah cukup terkenal sebagai Artis Buddhis Indonesia, Deasy adalah bibit baru yang berbakat, dan telah meraih juara dalam AFI (Indosiar) Yunior.
Lalu menampilkan diskusi kilas balik perjalanan Bhante Dhammasubho dan Bhante Jotidhammo yang telah genap menjalankan 20 vassa (mahathera), 20 tahun menjadi Bhikkhu dalam Sangha Theravada Indonesia. Penuturan-penuturan Bhante Dhammasubho cukup menarik, dan membuat banyak hadirin yang hadir menjadi antusias mendengarkannya.
Selanjutnya dihadirkan pula artis Dewi "Dee" Lestari dan Marcell Siahaan, yang merupakan artis Indonesia, Dewi Lestari dikenal sebagai penulis novel "Supernova" dan Marcell adalah pemain dalam salah satu grup band di Indonesia.
Mereka berdua adalah berlatar belakang dari keluarga non-Buddhis, namun kini mereka telah mengenal "DHAMMA", melihat "DHAMMA"... sehingga hal ini memotivasi mereka untuk berani menyatakan diri pindah agama menjadi Buddhis.
Ternyata Marcell sendiri telah mengenal agama Buddha semenjak kecil, dalam penuturannya, dia sangat mengagumi sosok Bhante Pannavaro, yang mana dulunya kerap mengisi Mimbar Agama Buddha di TVRI, Marcell merasa senang menonton acara tersebut, dan mendapatkan kedamaian setelah mendengarkan uraian Dhamma yang dibawakan oleh Bhante Pannavaro. Kini mereka telah menemukan Permata Dhamma, semoga yang menjadi harapan kami bersama.. Permata Dhamma ini peganglah dengan kuat, jalanilah dengan baik, semoga semua mahluk berbahagia.

Demikianlah perjalanan kami selama tiga hari di Jakarta, untuk mengikuti Perayaan Ulang Tahun Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia ke-30 pada tgl 10-12 November 2006, semoga kejayaan, kesuksesan, kebahagiaan selalu menyertai bagi kita semua, dan tercapailah cita-cita kita bersama yaitu mencapai Nibbana, sebagai buah dari Pelaksana Dhamma.

Salam metta,
DPC MAGABUDHI Kota Batam